Akhirnya Sidang Juga!!! [Trilogi Skripsi Yang Tersendat #1]
Yeay!! Setelah hampir dua tahun mengerjakannya akhirnya skripsi ku selesai juga. Errr... sebenarnya ngerjainnya sih cuma butuh beberapa bulan, cuma diselingi dengan malas, drama sakit hati, dan pekerjaan, jadilah skripsi yang seharusnya sudah berganti judul itu selesai juga.
Sebenarnya di kampus (di semua kampus malah) masa pengerjaan skripsi itu maksimal dua semester a.k.a setahun, tapi entah mengapa, semester lalu, tidak muncul-muncul juga daftar nama-nama mahasiswa yang sudah hampir setahun skripsinya. Saya pun bersukur tidak mesti pusing lagi mencari bahan dan judul.
Nah, seperti curhatan di Single Bell... Single Bell... Single All The Way..., jadi di awal tahun 2014 (saya lupa tanggal berapa), saya dapat BBM dari salah satu teman kampus yang isinya, "Bro, kemana aja? Pak Benny nyariin tuhh!". Jderrrr... mendadak saya seperti kesambar petir. Sesuatu yang selama ini saya coba lupakan datang juga. Saya pun panik dan takut dan nggak tahu harus bagaimana menghadapi dosen pembimbing saya tersebut. Sebenarnya sejak awal Desember saya sudah "niat" untuk menemui beliau, namun "niat" tersebut dikalahkan dengan nyali yang ciut karena takut dimarahin oleh dosen-dosen dikampus.
Akhirnya, berkat desakan orangtua yang setiap hari nanya "Kapan ujian?" dan dorongan semangat dari sahabat dan teman terdekat, besoknya saya langsung mengumpulkan nyali untuk menemui dosen pembimbing saya. Saya sudah siapkan apa yang saya ingin ceritakan kepada dosen pembimbing tersebut dan saya sudah siap mental bila nantinya saya akan dimaki-maki di ruang dosen.
Langkah saya begitu berat menaiki setiap anak tangga menuju lantai tiga dimana ruang dosen berada. Pintu ruang dosen tersebut pun serasa di kelilingi oleh api yang berkobar yang membuat kita enggan untuk melaluinya. Saya pun mencoba menangkan diri dulu dan mengatur nafas (selain grogi, saya juga engap karena naik lantai tiga) di ruang tunggu. Pucuk dicinta ulampun tiba, saat baru duduk, lewatlah sang dosen pembimbing dan langsung bilang, "Eh Gilang, kemana aja kamu? Hilang-hilang melulu!". Saya pun hanya menjawabnya dengan cengiran getir.
Ok here we go! saya masuk ke ruangan beliau, dan beliau mengulangi pertanyaan tadi kembali. Dan mulailah saya bercerita. Setelah saya mencurahkan semua rasa gundah dihati. Ternyata respon beliau diluar dugaan saya. Awalnya saya berpikir beliau akan menyudutkan dan menyalahkan saya yang selama ini menghilang, ternyata tidak sama sekali. Beliau malah memberikan saya semangat dan khawatir dengan posisi saya yang saat ini sudah mendekati semester akhir. Beliau pun memberikan saran dan masukan agar saya tidak patah semangat saat menghadapi dosen penguji. Hati saya sedikit lega setelah menemui dan berbicara dengan beliau. Semangat yang sempat surut, muncul kembali. Saya pun berjanji kepada beliau akan segera sidang akhir bulan Januari.
bersambung ke Akhirnya Sidang Juga!!! [Trilogi Skripsi Yang Tersendat #2]
Comments
Post a Comment