Posts

Showing posts from 2015

Vertikal di Via Feratta

Image
                                                         Enaknya di kantor saya itu, ada employee clubnya. Dan setiap bulan masing-masing klub diberi dana untuk dihabiskan untuk kegiatan atau aktifitas yang positif (baca: bersenang-senang). Ada klub olahraga seperti futsal, badminton, renang, golf, yoga, zumba, snorkeling, diving, sampai billiard dan pecinta alam. Kebetulan saya bergabung di klub pecinta alam alias klub pecinta jalan-jalan, kenapa memilih klub pecinta alam? Karena setiap bulannya bisa jalan-jalan gratis dibayarin kantor. Untuk bulan Nopember kemarin tujuannya adalah memanjat tebing Via Veratta / Verrata / Ferrata (nggak tau yang mana benar cara menulisnya). Via Veratta ini terletak di Gunung Parang, Purwakarta. Kalau dari Jakarta, memakan waktu 2 sampai 3 jam perjalanan dengan mobil. Kebetulan kami semua berangkat kesiangan dan pak Supirnya dua kali salah masuk jalan tol, jadinya perjalanan ditempuh hingga 4 jam dan sampai disana udah siang banget! Aw

Terkurung Di Toilet..!!!

Ceritanya kemarin saya ngantuk banget karena tengah malamnya terbangun dan nggak bisa tidur lagi sampei menjelang subuh. Alhasil, seharian, selama dikantor saya berasa zombie dengan lingkaran hitam dimata dan bola mata yang memerah. Juga, saat di kantor, kerjaan saya sedang santai. Tidak ada deadline yang harus diselesaikan hari itu juga. Semakin menjadilah rasa kantuk itu menyerang.  Intermezo sedikit. Berhubung di tempat kerja saya yang sekarang dan sebelumnya tidak menyediakan ruangan tidur siang dan bahkan sangat dilarang untuk tidur siang di musholla. Jadi saya harus pandai-pandai mencari tempat pewe buat tidur siang. Dan toilet yang sepi dan jarang dimasuki lah jawabannya. Jadi, sebelumnya salah satu senior dikantor cerita, kalau lantai 21 gedung ini (kantor saya di lantai 22-26), cuma ada satu kantor yang menempati, itu pun cuma seperempat lantai. Jadi toiletnya pun sangat sepi dan jarang ada orang yang buang hajat disana. Singkat cerita, setelah istirahat siang d

Tentang Bersyukur

Image
Agustus sudah berlalu, September udah mau berakhir. Banyak rencana untuk menuangkan banyak cerita dari banyaknya yang difikirkan, tapi selalu tertahan saat jamari sudah siap menari diatas tuts papan ketik komputer jinjing ini. Mulai dari Pekerjaan baru, usia yang bertambah, dan kisah cinta yang masih gitu-gitu aja. Selama bulan Agustus hingga tulisan ini diterbitkan. Pelajaran besar yang saya dapatkan adalan tentang bersyukur dan bagaimana cara mensyukuri apa yang telah kita dapatkan.     Saya bersyukur, nggak pernah merasakan yang namanya jadi pengangguran. Sejauh ini transisi saya dari resign dan mendapatkan pekerjaan yang baru tidak pernah memakan waktu lebih dari sebulan. Terakhir, saat kontrak saya di perusahaan berakhir, besoknya saya sudah mulai bekerja di perusahaan yang baru. Dan itu benar-benar diluar rencana saya. Saya bersyukur, saya belum harus ngekost, karena ada saudara (Tante) saya yang sangat senang menerima bahkan memaksa saya untuk tinggal dirumah mereka. Se

A Job Seeker Story - Astra International

Sehari setelah saya menghadiri job-fair di Sabuga ITB, besoknya, saya mendapat SMS pemberitahuan bahwa saya berhak mengikuti psikotes dari Astra International. Jujur saya gembira sekali menerima SMS tersebut, karena ini adalah panggilan pertama test pekerjaan saya. Ternyata yang mengikuti test ini lumayan banyak. Ada tiga bact dan satu batch nya dikuti sekitar 50 orang lebih. Ternyata psikotes kali ini untuk seleksi Astra International secara keseluruhan, jadi misalkan nantinya setelah test ada yang menghubungi dari anak perusahaan Astra, jangan bingung karena data kita sudah masuk dalam database mereka. Psikotes kali ini sangat keren menurut saya. Kalau biasanya kita test dengan kertas dan pensil / pena, disini psikotest dilakukan dengan iPad. Di dalam iPad tersebut sudah terinstall aplikasi tes, dan untuk login test tersebut mereka menggunakan face recognition , keren kan?! Test berlangsung selama sartu jam, tesnya terdiri dari beberapa modul (sekitar 9 atau 11 modul, s

Let’s Go-Jek!

Image
S aya bukan penikmat layanan ojek, karena saya memiliki kecenderungan takut apabila dibonceng, terlebih kalau yang membonceng saya badannya kalah besar sama saya. Bahkan saya pernah menawar agar saya yang mengemudikan sepeda motornya, tapi si tukang ojek malah menaikkan tarif ojeknya. Belakangan ini lagi ramai-ramainya pemberitaan tentang layanan ojek online alias Go-Jek atau GrabBike. Beberapa teman saya pun juga sudah mencoba layanan ojek modern ini, rata-rata memberikan respon yang positif. Saya pun penasaran dengan Go-Jek, apalagi selama bulan Ramadhan ada promo serba Rp. 10.000, dengan jarak maksimal 25 KM. Niat nge-Go-Jek sih awalnya saat saya ada panggilan tes kerja di Jakarta. Saat itu saya yang masih buta sama Jakarta harus menuju arah Tanjung Priok. Sebenarnya ada busway, tapi kata teman saya lebih baik menggunakan ojek karena pasti akan macet di rush hour . Saya pun mencoba order, tapi ternyata tidak ada driver (sebutan tukang Go-Jek) yang tersedia. Jadinya saya

A Job Seeker Story - Interview Samsung Electronic Indonesia

Beberapa minggu kemudian, saat saya mengecek lamaran di job-street saya, ada beberapa resume saya yang awalnya " recieved " menjadi " viewed by employer x time (s) " yang mana artinya si perusahaan sudah melihat resume atau lamaran saya. Awalnya saya belum terlalu mengerti apa itu maksudnya, ya mana tau mereka cuma melihat saja, dan nanti bila mereka tertarik, maka akan ada notifikasi undangan unutk interview di job-stree t saya. Beberapa hari kemudian, ternyata ada telepon masuk, 021, nomor Jakarta. Saya terima telepon tersebut, ternyata dari HRD Samsung Electronic Indonesia dan menjadwalkan saya untuk interview . Anehnya, pihak mereka yang menanyakan kapan saya bisa untuk melakukan i nterview , bukan mereka yang menentukan. Interview Pertama: Senin (22/06), 10.00 WIB. Samsung Electronic Indonesia terletak di Gedung TCC Batavie Tower One, lantai 22 - 25. Saat masuk lobi, susanya begitu tenang, terlihat beberapa karyawan seliweran kesana-kemari. Ha

Tradisi Menyambut Ramadhan "Munggahan"

Ngomong-ngomong soal bulan Ramadhan, banyak sekali tradisi yang dilakukan untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini. Kalau di Pekanbaru, tradisi yang selalu dilakukan hampir seluruh masyarakatnya   adalah mandi balimau . Setahu saya, mandi balimau ini merupakan tradisi dari masyarakat Kampar ( cmiww ). Sesuai namanya   mandi balimau adalah tradisi mandi dengan air yang dicampur dengan perasan jeruk (limau). Konon, katanya tradisi ini dilakukan untuk mensucikan diri dari segala dosan dan keburukan yang sebelumnya pernah kita lakukan agar nantinya kita lebih khusyuk dalam beribadah di bulan suci Ramadhan. Memang tidak semua masyarakat Pekanbaru melakukan mandi balimau ini, tetapi mandi balimau ini cukup populer bagi masyarakat yang bukan asli Kampar. Bahkan mandi balimau ini digelar secara masal dan meriah di Ibukota Kabupaten Kampar, Bangkinang. Lain lubuk, lain belalang. Di Bandung, ada juga tradisi menyambut bulan Ramadhan. Mereka menyebutnya dengan Munggahan . Kalau dia

Cerita Bandung [21/02]

Nggak kerasa sudah sebulan lebih saya di Kota Bandung. Ini sudah menjadi rencana saya sejak dulu untuk hijrah ke kota kembang ini. Alasan saya hijrah kesini simple saja, karena di Bandung banyak sekali tempat makan yang enak. Alasan lainnya karena cuaca di Bandung yang cukup adem, meski nggak seadem jaman waktu SD dulu, tapi setidaknya di Bandung saya tidak perlu kipas angin kalau tidur(boro-boro, tiap malem aja mengigil mulu). Berbanding terbalik saat di Pekanbaru dulu, dimana kipas angin full 24 jam nonstop. Kata orang-orang, mendapatkan pekerjaan di Bandung itu susah.   Banyak teman-teman saya juga bilang “Orang Bandung aja nyari kerja di Jakarta, nah, kamu malah nyari kerja di Bandung. Udah, cari yang di Jakarta saja.” . Sebelumnya saya juga sudah mendapatkan tawaran pekerjaan di Surabaya, tapi banyak sekali pertimbangan sehingga saya tetap memilih Bandung. Salah satunya karena di Bandung saya tidak perlu memikirkan tempat tinggal dan makan. Karena keluarga saya bera

Finally, I Bleach My Hair...

Image
Sebenarnya saya ingin langsung memposting tulisan ini segera saat itu juga, tapi karena satu dan banyak hal, baru sempat cerita sekarang. Semua berawal dari iseng. Nggak tau kenapa saat belanja bulanan bulan lalu, saya berhenti   di rak tempat kotak-kotak cat rambut berbagai macam merk tersusun rapi. Awalnya sih, niat mau warnai biasa saja, tapi tiba-tiba mata saja tertuju ke kotak prduk untuk memutihkan rambut ( bleaching ). Awalnya sempet bimbang sih mau coba apa nggak, tapi berhubung harganya murah (tujuh ribu doank) yaudah deh ambil aja dulu. Meski sudah dibeli, masih saja belum berani buat mem- bleaching rambut. Karena setelah browsin sana-sini, banyak yang gagal karena melakukannya sendirian. Berhubung saya jomblo (baca: sendiri), jadinya ntar –ntar aja deh. Nah suatu hari di bulan Januari, saya lagi bosen banget. Bahasa minangnya sih, don’t know what to do gitu.   Mau kerja, udah jadi pengangguran. Mau jalan, nggak ada duit. Mau pacaran, nggak punya pacar. Jadinya