One Day at Singapore [Kuala Lumpur - Johor - Singapura] #1
Setelah bersih-bersih, mandi dan istirahat sebentar. Kami pun siap berangkat ke Johor. Dari Kepong Central kami harus kembali dulu ke stasiun KL Central untuk naik kereta menuju Bandar Tasik Selatan. Dari stasiun Bandar Tasik Selatan lalu kami menuju Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang merupakan terminal bus antar kota. Hebatnya disini, antara stasiun dan terminal bus terkoneksi dengan jembatan layang. Jadi setibanya di stasiun tujuan kita bisa langsung masuk ke TBS tanpa harus repot turun ke bawah dan menyebrang.
Papan Tanda TBS |
Suasana TBS cukup luas dan bersih, terlihat seperti bandara udara. Dari pintu masuk kita belok sedikit ke kanan lalu menemukan konter penjualan tiket berjejer panjang. Saya sedikit bingung armada bus mana yang harus dipilih unutk menuju Johor, karena tidak jelas loket-loket tersebut menjual tiket dari armada mana. Karena bingung, kami cap-cip-cip saja memilih loket yang sepi, dan langsung mengatakan bahwa kami ingin ke Johor.
Harga tiket dari KL ke Johor Bahru (JB) RM 34.4, kalau di rupiahkan sekitar Rp. 127 ribu (dengan kurs 3.700). Ternyata bus yang kami pesan akan berangkat dalam sepuluh menit. Tanpa ba-bi-bu kami pun turun ke ruang tunggu penumpang. Ruang tunggu penumpangnya hampir mirip dengan ruang tunggu di bandara. Tepat sepuluh menit kemudian, pintu dibuka dan kami naik ke atas bus.
Ruang TUnggu PEnumpang Yang Sangat Nyaman |
Bus yang kami naiki cukup nyaman, AC nya sangat dingin, jadi disarankan bagi kalian memakai pakaian tebal atau membawa selimut dan kaos kaki. Perjalanan menuju johor memakan waktu sekitar 4 hingga 5 jam.
Sekitar jam 2 dini hari kami tiba di Johor Bahru. Suasana terminal Larkin-Johor Bahru sangat jauh berbeda dengan TBS. Kalau di Pekanbaru, mungkin seperti terminal pasar loket lah dulu (nggak tahu kalo terminal di daerah lain), jorok dan berantakan. Toiletnya saja, ala tkadarnya.
Sebenarnya kami salah strategi, Mestinya kami mengambil bus yang
paling akhir, agar sesampainya di Johor pagi, jadi bisa hemat biaya
penginapan. Tapi berhubung suasana terminalnya kurang kondusif untuk "menggembel", jadinya kami mencari penginapak terdekat. Kami sempat bingung awalnya mencari penginapan, karena kami buta sama sekali. Dan hari juga sudah sangat larut. Untung saja ada supir taksi paruh baya yang ramah memberikan saran kami menginap dimana. Kami pun menaiki taksi bapak tersebut menuju penginapan dengan ongkos RM 10.
Kami menginap di Ghazarin Budget Hotel. Kami menyewa kamar tripel dengan AC seharga RM 80. Yang membuat kami kecewa, AC nya tidak dingin sama sekali! Tau gitu kami pesan kamar yang pakai kipas saja, hemat 10 ringgit.
Comments
Post a Comment