Curhatan Pagi Hari
Warning: Postingan ini bermuatan subjektif, saya tidak
bertanggung jawab atas kekesalan yang anda rasakan setelah membaca postingan
ini.
Sebenarnya sih, tidak
ada apa-apa yang spesial saat saya bangun pagi ini. Cuaca tetap gerah dan
panas, hujan tak kunjung datang, kabut asap masih menyelimuti kota, mimpi ujian
dan malah kena remedial, dan saya lupa bangun jam 1 malam untuk belajar.Tapi,
saat saya mengecek Path, ada salah satu rekan kerja yang nge-post “Kita suka lupa dengan kesalahan sendiri
karena terlampau sibuk mencari kesalahan orang lain”, dan pagi ini mendadak
semakin ‘panas’.
Well, bener banget sih kata-katanya dalam postingan itu.
Tapi masalahnya postingan tersebut diposting oleh orang yang juga (keseringan)
lupa dengan kesalahan sendiri karena terlampau sibuk ‘ngurusin’ kesalahan orang
lain.
Rekan saya ini, selalu mengomentari pekerjaan orang lain.
Bahkan beberapa kali dia suka mencampuri pekerjaan yang bukan urusan dia sama
sekali. Parahnya, dia selalu berbicara dengan nada tinggi dan ketus. Sialnya,
pekerjaan saya dan rekan ini saling berhubungan. Beberapa kali saya berargumen dengan rekan tersebut. Salah
satunya, Siang itu dia ngomel karena saya belum melakukan pekerjaan, padahal
dia baru saja datang, sementara saya sudah menyelesaikan pekerjaan itu dari
pagi. Saat saya tanyakan ke dia, kenapa baru datang siang hari, dia diam saja.
Sebenarnya, masih banyak sih kekesalan yang dia buat.
Tapi, kalau diceritakan semua, bisa jadi satu jilid novel.
Seperti peringatan diatas, mungkin cerita saya kali ini
subjektif. Tapi, kalau hanya saya sendiri yang bermasalah disini, mungkin saja
benar. Nyatanya, hampir semua rekan kantor lainnya, merasakan hal yang sama
dengan saya.
“Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang
lautan terlihat”
- NN -
oopsyyyyy~
ReplyDelete