Akhirnya Sidang Juga!!! [Trilogi Skripsi Yang Tersendat #2]
Setelah mendapat semangat dan masukan dari dosen pembimbing, saya pun mulai mempersiapkan mental dan materi untuk menemui dosen penguji. Terget utama saya adalah dosen penguji 1, karena dosen penguji 2 saya (jauh) sebelumnya sudah menyetujui perbaikan laoran skripsi sayan dan baru akan menandatangani form perbaikan setelah dosen penguji 1 menandatanganinya.
Hari pertama saya belum beruntung, saat saya mencoba untuk bimbingn perbaikan, beliau sedang mengawas ujian akhir semester dan setelah itu beliau harus menguji seminar hasil salah satu mahasiswa. Saya sedikit bersyukur sih, karena saat itu saya belum siap memperbaiki aplikasi yang saya buat.
Esok harinya, rasa malas lagi-lagi menghampiri. Cuaca hari itu sangatlah panas, jarak kantor ke kampus pun sangat jauh, sekitar 20 - 30 menit menggunakan sepeda motor. Ditambah kondisi kesehatan saya sedang tidak fit dan suara saya menghilang karena amandel saya kambuh. Tapi, kembali saya teringat janji dan harapan orangtua dirumah, dan hal itu membangkitkan kembali semangat saya.
Sesampainya dikampus, ternyata ada yang sedang bimbingan dengann penguji 1, junior setahun dibawah saya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya giliran saya. My heart is pounding so hard! My throat are dry like a dessert! God, give me some strength to face him!
Saya pun kembali menjelaskan hal-hal yang sudah saya perbaiki,and guess what? I being surprised again! Dosen tersebut tidak menambah atau menuntut tambahan apa-apa lagi dan langsung menandatangani form perbaikan saya . Beliau juga menyarankan saya untuk segegera mengajukan sidang. Thank's God!
Tapi, masalah lain datang. Jauhhhh sebelumnya, sekitar beberapa hari setelah lebaran Idul Fitri. Saya dan dua sahabat saya dari kecil Andi dan Dini, berencana akan liburan beberapa hari di Malaysia, sekalian nganterin Andi yang diterima melanjutkan S2 nya di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Karena waktu itu diperkirakan saya akan sidang sebelum akhir tahun, sepakatlah kita untuk beli tiket (hari Selasa) tanggal 28 Januari - 1 Februari 2014, karena bertepatan dengan libur Imlek.
Jumat, 24 Januari 2014
Karena baru kemarin saya mendapatkan tanda-tangan semua penguji, jadi saya putuskan hari ini saya akan melakukan pengajuan sidang. Saat itu waktu menunjukkan pukul tiga sore, setelah mendapat acc dari koordinator skripsi saya pun di haruskan mengajukan peminjaman ruangan untuk sidang. Saat saya turun ke bawah untuk mengajukan peminjaman, ternyata kantornya sudah tutup, padahal saat itu belum waktunya jam pulang kantor. Jadi, saya putuskan unutk mengajukannya hari Senin.
Senin, 27 Januari 2014
Hari Senin saya ke kampus pagi, sengaja karena sore harinya saya harus menyelesaikan pekerjaan sebelum saya pergi ke Malaysia. Tapi ternyata, semua pelayanan tata usaha baru bisa dilakukan jam 10-an, WTF!
Akhirnya setelah kantor tersebut buka, saya pun menuju kantor bagian umum untuk mengurus peminjaman ruangan. Dan, ternyata saya harus membuat surat permohonan dulu di jurusan untuk meminjam ruangan. Alahmak, ribet sekali birokrasi di kampus ini. Urusan di jurusan pun berhasil membuat saya geram. Saat mengajukan permohonan peminjaman ruangan, pegawai yang menerima permohonan saya mengatakan, untuk mengambil surat tersebut besok. Saya sempat tanyakan apakah tidak bisa selesai hari ini, namun dengan nada malas dia mengatakan bahwa dia tidak bisa menjanjikan, dan kalau mau saya kembali sore nanti.
Pikiran saya pun tidak karuan, apakah saya harus membatalkan penerbangan tersebut? Atau saya pergi saja dan mengurusnya setelah kembali nanti? Masalahnya bukan hanya sekedar membatalkan kepergian. Saya pergi bersama sahabat saya yang sudah tentu mengharapkan kehadiran saya. Bila saya membatalkan kepergian saya, pasti akan mengacaukan liburan mereka juga. Tapi bila saya pergi, bagaimana nasib sidang skripsi saya? Saya sudah terlanjur menginformasikan kepada dosen pembimbing dan penguji bahwa saya akan ujian tanggal 7 Februari. Kalau saya tidak mengurus ruangan, bisa saja ruangan pada tanggal tersebut sudah terisi dengan mahasiswa lain. Ah... pusing memikirkannya.
Malam itu pikiran saya tidak karuan. Saya sudah putuskan untuk pergi, tapi saya masih bingung memikirkan alasan apa yang nanti akan saya utarakan kalau saya harus mengundur jadwal sidang dari yang diinformasikan sebelumnya. Sempat terpikir untuk memberikan alasan operasi usus buntu atau amandel. Tapi saya tidak bisa membuktikannya karena tidak ada surat keterangan dokter.
Tiba-tiba muncullah sebuah ide. Sebenarnya saya ragu-ragu juga sih dengan ide ini, dan juga tidak mau berharap. Tapi Tidak ada salahnya untuk mencoba. He he he ...
Penasaran dengan Idenya? Baca di Malaysia... Here I Come!!!
Comments
Post a Comment