Power Rangers (2017) - Penawar Rindu Masa Kecil Dulu?
Anak 90an mana yang nggak terobsesi dengan Power Rangers? Saking terobsesinya, sampai rebutan dengan teman di sekolah saat main karena warna ranger favorit saya udah diambil duluan (favorit saya Ranger Biru!). Malah sampai niat koleksi pernak-pernik dan mainan berbau Power Rangers (saya dulu sampai punya botol minum yang tutupnya helm Power Ranger hadiah dari ayam goreng cepat saji).
Bulan ini Lionsgate merilis film terbaru dari serial fenomenal ini. Banyak banget penggemar yang nungguin film yang diharapkan dapan mengembalikan kenangan masa kecil dulu, termasuk saya. Yang jadi pertanyaan, apakah film ini benar-benar bisa mengobati kerinduan kita, anak 90an, akan masa kecil dulu? Jawabannya, tidak.
Cukup banyak kekecewaan saya akan film ini. Mulai dari plot, casting, grafis, dan masih banyak lagi. Btw, disini saya menilai dari sisi seorang penonton yang berharap banyak akan film ini, bukan sebagai ahli perfilman atau apalah.
1. Drama yang terlalu panjang. Ini mungkin dimaksudkan untuk mengangkat emosi penonton pada masing-masing pemeran, namun sayangnya tidak berhasil. Lebih dari separuh durasi film ini dihabiskan untuk drama yang tidak penting. Bahkan Zordon pun ikutan drama di film ini. -_-“
2. Para pemain yang kurang terasa emosinya. Mereka muda, penampilan mereka menarik, tapi sayang mereka butuh banyak latihan acting lagi.
Ada beberapa adegan yang harusnya mengangkat emosi penonton tapi gagal. Salah satunya saat Trini, Ranger Kuning, menceritakan tentang siapa dirinya dan permasalahan apa yang dia alami. Disitu Trini harusnya terlihat sangat depresi dan sedih, tapi menurut saya aktingnya terlalu dipaksakan, sehingga terasa lebay.
3. Adegan action yang terlalu singkat. Terlalu panjangnya durasi drama, berakibat terpangkasnya durasi action dalam film ini. Nggak ada adegan power rangersnya kalah dulu melawan monster lalu kembali ke Zordon, lalu Alpha 5 meningkatkan kekuatan mereka, dan akhirnya mereka melawan kembali monsternya dengan menggunakan Megazord.
4. Tau nggak sih, momen sacral di Power Rangers itu saat mereka berubah “It’s morphine time! Tyranosaurs, Mastodon, Sabertooth Tiger, Triceratops, Pterodactyl!” dan itu nggak ada!! Padahal ini adalah salah satu yang esensial di serial Power Rangers.
5. Momen sakral lainnya yang luput adalah saat memanggil dan bergabungnya Megazord. Sayang sekali di film ini megazord hanya sebagai benda atau alat untuk berperang. Padahal selama ini megazord adalah sebagian dari jiwa sang power rangers itu sendiri. Sehingga kemunculan megazord pun seharusnya memiliki porsi sendiri dalam film ini.
6. Grafis computernya cukup jelek banget dan bikin Megazordnya kelihatan murah sekali.
7. Kostum Power Rangers yang menurut saya terlalu banyak berubah. Dengan kostum yang sekarang, mereka tidak terlihat seperti Mighty Morphin Power Rangers. Dan kalau lebih teliti, cuma helm ranger merah sama ranger pink aja yang cukup mirip sama helm jaman dulu. Helm ranger lainnya, jauh berbeda, bahkan kurang menggambarkan masing-masing binatang.
Kalian suka yang mana? Yang ini ... |
Apa yang ini? |
8. Nggak ada jam tangan yang bunyinya “tid dit tiririt dit”.
9. Nggak ada musik / lagu “Go Go Power Ranger”. Absennya lagu ini membuat adegan perkelahian jadi kurang greget. Padahal lagu ini bisa sangat membangun emosional penonton. Kata teman saya “lagu ini bikin serasa kita jadi pengen ikut bersatu padu melawan musuh”.
Nah itu sih pendapat saya tentang film ini. Menurut saya sih film ini serba tanggung disana-sini. Saya sendiri bingung tujuan film ini dibuat. Apakah untuk membangkitkan kenangan masa kecil dulu atau ingin membuat film action dengan karakter pahlawan super yang imagenya sudah sangat dikenal luas?
Saran saya sih kalau ada sekuelnya, semuanya harus lebih matang lagi dan jangan lupa dengan poin 3, 4, 5, 7, 8. 9 yang tadi saya sebutkan di atas.
Jadi apakah film ini layak di tonton? Bagi kalian yang masa kecilnya dihabiskan dengan menonton dan berhayal jadi Power Rangers, film ini boleh lah untuk ditonton. Setidaknya kalian bisa terlepas dari rasa penasaran yang selama setahun belakangan ini menghantui timeline soscal media kalian. Meski pada akhirnya kalian harus siap-siap menelan kekecewaan yang cukup dalam.
waktu kecil sering banget nonton ini jadi kangen
ReplyDeleteparfum