One Day at Singapore [Singapore - Sentosa Island] #4
Lha, ini jalan-jalan ke Singapurnya cuma sehari, kok postingannya sampai empat chapter sich?! Maklum lah ya, baru pertama kesana, jadi banyak yang mau diceritain. He he he :p.
Untuk ke Sentosa Island, kita harus naik monorail. Letak stasiunnya tepat di lantai atas Vivo City. Karena STP tidak berlaku untuk monorail ke Sentosa Island, jadinya kami harus membeli tiket seharga S$ 4.5, wow cukup mahal juga. Sepuluh menit kemudian sampailah kami di Sentosa Island. Untuk memudahkan langkah kita, sebaiknya langsung nyari peta begitu sampai. Peta dan brosur mengenai wahana di Sentosa Island bisa mudah kita jumpai di sana. Karena dalam suasana Imlek, jadi ornamen-ornamen dan hiasan yang ada di sana semuanya serba merah dan emas. Suasana di setiap sudut sangat ramai, banyak wisatawan dari berbagai negara lalu-lalang disana. Nggak heran, soalnya long-weekend, jadi banyak yang memanfaatkannya dengan jalan-jalan.
S E N T O S A |
Kami langsung menuju Universal Studio Singapore, tujuan utamanya ya foto-foto di depan globe raksasanya. Ingin sekali rasanya masuh dan menikmati wahana di dalam USS, tapi apa daya, kami hanya membawa S$52, itu pun sudah berkurang unutk transportasi dan makan siang, sedangkan harga tiket masuknya kalau tidak salah S$ 74! Sudah jam 4 sore, kami tidak punya banyak waktu untuk menjelajah setiap sudut Sentosa Island, maklum ketua regu, Andi, udah ngomel-ngomel karena masih banyak tempat yang belum dikunjungi.
Dari Sentosa Island, kami menuju Chinatown. Lalu-lintas disana terlalu ramai, mungkin karena sudah jam pulang kantor, jadi ramai sekali kendaraan yang hilir-mudik disana. Banyak jajanan yang cukup menggiurkan disana, tapi karena kami ragu dengan kehalalannya, jadi harus tahan selera.
Rain of Money |
Dari Chinatown, kita lanjut ke Orchad Road, yang katanya daerah perbelanjaan barang-barang branded dan kawasan elit. Begitu naik ke atas, kamu\i langsung tersenyum geli. Kami disambut dengan keramaian yang rata-rata adalah orang Indonesia. Ada beberapa ibu-ibu yang sedang duduk-duduk sambil selonjoran karena lelah berjlan, ada juga keluarga kecil yang ayahnya menggunakan kaos "I Love KL". Entah kenapa, tapi kami yakin sekali hampir semua dari mereka adalah orang Indonesia.
Karena sudah lelah, tidak banyak yang kami lakukan disana. Mau foto, bentuk muka sudah nggak karuan, mau jalan kaki sudah pegal. Untung saja ada penjual es krim disana, jadi kami istirahat sambil menikmati es krim (lagi) dan menikmati keramaian sore di Orchad Road. Matahari sudah mulai terbenam, kami pun kembali menuju stasiun Krenji untuk kembali. Sebelumnya kami mampir dulu di stasiun Ang Mo Kio untuk mengembalikan STP, dan mengambil deposit.
Untuk balik ke Johor kita harus mengantri bus 170, karena ramai sekali orang-orang yang akan balik ke Malaysia. Antriannya sampai satu putaran stasiun. Tapi jangan khawatir kehabisan bus, karena bus 170 akan terus beroperasi hingga tengah malam.
Antriannya panjanngg... |
Thank's Johnny Blue |
Lelah dan pegal semakin terasa saat menaiki bus 170, namun semua itu semua tidak seberapa dengan pengalaman satu hari di negeri yang sangat modern ini. Satu hari tentu saja kurang untuk menjelajah negeri ini, karena itu saya berniat akan kembali lagi untuk menjelajah negeri ini lebih dalam.
Perjalanan berakhir, setelah ini, jom kita pusing-pusing di KL!
Comments
Post a Comment