Cerita Bandung [21/02]
Nggak kerasa sudah sebulan lebih saya di Kota Bandung. Ini
sudah menjadi rencana saya sejak dulu untuk hijrah ke kota kembang ini. Alasan
saya hijrah kesini simple saja, karena di Bandung banyak sekali tempat makan
yang enak. Alasan lainnya karena cuaca di Bandung yang cukup adem, meski nggak
seadem jaman waktu SD dulu, tapi setidaknya di Bandung saya tidak perlu kipas
angin kalau tidur(boro-boro, tiap malem aja mengigil mulu). Berbanding terbalik saat di Pekanbaru dulu, dimana kipas
angin full 24 jam nonstop.
Kata orang-orang, mendapatkan pekerjaan di Bandung itu
susah. Banyak teman-teman saya juga
bilang “Orang Bandung aja nyari kerja di Jakarta, nah, kamu malah nyari kerja
di Bandung. Udah, cari yang di Jakarta saja.”. Sebelumnya saya juga sudah
mendapatkan tawaran pekerjaan di Surabaya, tapi banyak sekali pertimbangan
sehingga saya tetap memilih Bandung.
Salah satunya karena di Bandung saya tidak perlu memikirkan
tempat tinggal dan makan. Karena keluarga saya berasal dari Bandung dan Garut,
jadi bisa dibilang Bandung adalah kampung halaman saya dan semuanya dengan
senang hati menerima saya untuk “nginap” di rumah mereka.
Kedua, Surabaya itu PANAASSSS sekali. Pekanbaru saja sudah
cukup panas bagi saya, apalagi Surabaya, yang jam 9 pagi saja mataharinya sudah
mengigit. Yang terakhir, biaya hidup di kota metropolitan seperti Jakarta dan
Suarabaya sangat tinggi. Meski UMKnya juyga cukup tinggi, tapi itu juga
dibarengi dengan biaya hidup yang sangat tinggi. Apalagi saya orangnya gampang
diajak, yang ada hedon aja setiap hari, nggak bisa nabung deh.
Well, tapi rejeki siapa yang tahu. Mungkin bulan depan atau
besok, saya dapat panggilan dari perusahaan multinasional, atau malah ada
produser yang ngajak saya untuk jadi
artis dangdut. Berarti saya harus hijrah lagi donk dari kota ini. :p
tampang saipul jamil sih, makanya yg minat produser dangdut..
ReplyDelete"Tak bosan~... mata ku~~.. tak bosaannnn, ohh~ sungguh.. mataku takkan booosAAn...!"
Delete