Suck My Blood..!
Hai... Sudah April lagi. Sekarang, waktu emang nggak kerasa banget ya. Apalagi kalau sedang dalam masa-masa menyusun sesuatu-yang-namanya-dilarang-keras-untuk-disebut-saat-ini. Anyway, lupakan sesuatu-yang-namanya-dilarang-keras-untuk-disebut-saat-ini karena saya tentu saja tidak akan membahas tentang itu saat ini.
Sesuai Judul di atas, hisap darah saya! Bukan, saya bukan sedang ngaku-ngaku jadi Bella Swan, saya juga nggak mau ngaku-ngaku seperti dia. Edward Cullen, isn't my type! eh?!
Jadi, ceritanya hari minggu kemarin, saat saya sedang berkutat dengan sesuatu-yang-namanya-dilarang-keras-untuk-disebut-saat-ini, dan tiba-tiba salah seorang sahabat saya menelpon saya dan mengajak jalan, (rrr, sepertinya mereka bukan sahabat, karena merayu dan memaksa saya untuk jalan tanpa mempedulikan kalau saya sedang dikejar untuk menyelesaikan sesuatu-yang-namanya-dilarang-keras-untuk-disebut-saat-ini). Awalnya dia mengajak kondangan, tapi, karena perut saya dalam keadaan kenyang, saya memilih tidak ikut.
Mereka nggak menyerah, memaksa dengan berbagai alasan. Dan dengan iman yang lemah, akhirnya saya pasrah saat mereka menggrebek rumah dan menculik saya yang sedang menyuapkan nasi padang ke mulut.
Singkat cerita, ternyata mereka, sebut saja Ujik dan Raien, yang sudah hopeless dengan kondisi mukanya yang udah seperti peyek kacang, ingin coba terapi lintah. Katanya sih, sudah banyak kenalan-kenalan yang sudah nyoba dan manjur. Ya... percaya-nggak percaya sih.
Pertama kali masuk, kami melihat seorang Ibu yang sedang melakukan terapi pada tangannya. Awalnya saya kira ibu itu sedang melakukan terapi di daerah alis matanya, ternyata nggak ada lintah sama sekali disitu. Itu benar-benar alisnya. Walaupun mulut ini gatal ingin berkomentar ke yang lain, tapi karena sang Ibu orangnya ramah dan baik. Saya mengurungkan niat iblis saya tersebut.
Sayang sekali, kami datang diwaktu yang kurang tepat. Kata terapisnya, lintah nggak menghisap secara maksimal disore hari. Jadi kami harus menunggu hingga jam tujuh malam.
[free memory]
Tepat jam tujuh, kami kembali. Setelah tanya-tanya sebentar sang terapi pun menunjukkan foto-foto pasiennya yang sudah pernah datang kesitu. Mulai dari yang dihisap kepalanya, kaki, punggung, pelipis mata, muka, hidung, lidah (?!), dan masih banyak lagi. Sayang, ngeliat foto bukannya bikin Si Ujik jadi berani, hh, dia malah makin parno kegelian.
Lima menit kemudian ternyata Ujik udah mantap, dia sudah siap kalau mukanya akan dijamah oleh si pengisap darah yang nggak ada cakep-cakepnya. Dalam waktu sepuluh menit muka Ujik udah dipenuhi oleh lintah. Kalau dilihat-lihat mukanya persis seperti sinetron-sinetron hidayah yang dulunya "Si Anu Mati Dengan Muka Penuh Belatung/Cacing/Lintah". (Oh iya, buat kamu yang mau terapi jerawat, sebelumnya jangan pakai obat-obatan atau krim muka apapun. Karena lintahnya itu organik, nggak suka yang ama mengandung bahan kimia).
Setelah muka Ujik selesai dikerubungi, sekarang giliran Raien. Muka boleh sangar, suku boleh Batak. Ternyata si Rian malah lebih heboh teriak-teriak saat mukanya di tempelin lintah.
Yang lain sibuk digerayangi lintah, masa saya bengong sih? Karena saya suka sakit kepala, dan kata terapisnya kemungkinan karena masalah kolestrol, jadi dia nempelin lintahnya di punggung saya. Untung saya nggak punya masalah dengan kegelian terhadap lintah, jadi santai aja saat lintahnya udah nempel dan mulai "minum". Ternyata digigit lintah nggak sakit, malah rasanya gatel pengen ngegaruk.
Udah hampir tiga jam, lintah di muka Ujik dan Rian udah pada kenyang, tapi linta dipunggungku masih aja anteng. Terapisnya juga sudah ngantuk. Suaminya juga sudah kode-kode (mungkin udah enggak tahan minta jatah). Akhirnya sang terapis pun, mencabut lintah yang dipunggung saya yang ternyata udah segede jempol kaki orang dewasa (yang sebesar saya).
Sebelum pulang, terapisnya bilang, kalau darahnya masih akan terus keluar. Jadi saya disarankan buat pakai pembalut buat nutupin bekas gigitannya. WADEHEL!!? Masa harus ngendap-ngendap nyuri punya Ibu sih?!
ini si Ujik, MC Kondang(an) yang mukanya dipenuhi belatung lintah.
si Raien anak Pak Pulungan yang berusaha terlihat anteng di Foto.
nah, ini lintah yang ngisep punggung saya. Yang dibawah pas baru ditempel, yang atas pas udah hampir satu jam. Itu sebenarnya udah gede banget, cuma nempel di puggung saya, jadi kelihatan kecil. -.-
Tips buat yang mau terapi lintah:
- Jam operasionalnya setiap hari mulai jam 10.00 sampai jam 14.00, terus lanjut jam 19.00 sampai 21.00
- Alamatnya di Jalan Gunung Kelud, Sail, masuk gang. Tepat satu rumah setelah mesjid (lupa namanya).
- Buat yang ingin menghilangkan jerawat, seelum terapi muka harus bersih dari bahan kimia. Seperti krim muka, bedak, dll.
- Siapin mental, khususnya buat yang penggeli.
- Pake baju biasa aja, kalo perlu yang butut aja. Soalnya si Ujik baju nya banyak kena tetesan darah dan lendir si lintah.
- Berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
- Buat yang mau terapi kolesterol, asam urat, dan lainnya. sebaiknya datang pagi atau sang. Soalnya durasi hisap lintahnya lama banget, sampe tiga-empat jam.
Comments
Post a Comment